Informasi Profil
- Nama LengkapPersatuan Sepak bola Mitra Kutai Kartanegara
- JulukanBarisan Kukar, Naga Mekes
- Didirikan2003
- StadionAji Imbut, Kutai Kartanegara, Indonesia
- Kapasitas35000 Kursi
- KetuaEndri Eriawan
- PelatihSubangkit
- Sebutan SuporterMit-Man (Mitra Mania)
Mitra Kutai Kartanegara atau disingkat menjadi Mitra Kukar adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur. Klub yang berdiri pada tahun 2003 adalah wajah baru yang menambah keragaman klub di Liga Indonesia.
Cikal bakal terbentuknya Mitra Kukar terjadi pada tahun 1983, saat itu Mitra Kukar yang masih bernama Niac Surabaya atau
Mitra Surabaya menarik perhatian masyarakat Indonesia karena berkesempatan untuk bertanding melawan klub raksasa asal Inggris yaitu Arsenal. The Gunners yang saat itu diisi pemain-pemain berkelas seperti Pat Jennings, Kenny Sansom, Brian Talbot, Alan Sunderland harus mengakui ketangguhan Niac Surabaya dengan skor 2-0 setelah gol dari Fandi Ahmad dan Joko Malis tak mampu dibalas oleh para pemain Arsenal namun prestasi ini hanya berlangsung sesaat, 16 tahun setelah pertandingan itu Niac Surabaya harus menelan pil pahit setelah harus degradasi dari divisi utama, namun hal ini tak menyurutkan keinginan H.Sulaiman HB untuk mengakuisis Niac Surabaya, alhasil pada tahun yang sama Nac Surabaya berganti nama menjadi Mitra Kalteng Putra dan resmi pindah ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Akusisi yang dilakukan oleh Sulaiman tak melulu sukses, dua tahun berselang Mitra Kalteng Putra harus terdegradasi ke divisi dua Liga Indonesia. Akibat kesulitan keuangan dan permasalahan internal, Mitra Kalteng Putra harus kembali pindah markas ke Kutai Kartanegara pada tahun 2003.
Kesulitan itu tak lantas menyurutkan semangat Mitra Kalteng Putra untuk kembali ke Divisi Satu Liga Indonesia, setahun berselang Mitra Kalteng Putra berhasil kembali ke Divisi Satu Liga Indonesia dan resmi berpindah tangan ke Kutai Kartanegara yang berani menebusnya dengan mahar Rp 1,5 Miliar.
Meski sudah begitu lama berkecimpung di sepak bola Indonesia, Mitra Kukar harus menunggu hingga tahun 2011 untuk mencicipi kasta tertinggi Liga Indonesia. Setelah sukses bertahan di peringkat tiga divisi utama Liga Indonesia.
Izin ISL yang dicabut dan ambisi baru dari Mitra Kukar di kejuaraan baru
Kisruh yang terjadi antara PSSI dan Kemenpora membuat izin untuk Liga Super Indonesia dicabut, hal ini membuat beberapa klub Indonesia vakum dan tak sedikit yang bangkrut, namun ambisi Mitra Kukar untuk menjadi salah satu klub papan atas di Indonesia membuat klub ini mampu bertahan di antara kebangkrutan klub-klub lain dan kali ini ikut berpartisipasi di Torabika Soccer Championship. Ambisi Mitra Kukar untuk menjadi juara di kejuaraan ini membuat mereka harus segera beradaptasi dan melakukan observasi yang mendalam terhadap klub-klub lainnya.
PEMAIN BINTANG: YOGI RAHADIAN
Yogi Rahadian mampu menjadi pembeda di Mitra Kukar. Selain mempunyai kecepatan, pemain kelahiran Palembang, 27 Oktober 1995 ini sering menjadi pemecah kebuntuan timnya.
Aksi Yogi yang paling fenomenal adalah saat mencetak gol penentu kemenangan Mitra Kukar dari Semen Padang di final Piala Jenderal Sudirman di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (24/01/2016).
Gol tercipta pada menit ke-89 setelah Yogi Rahadian mampu melewati beberapa pemain Semen Padang. Memasuki area kotak penalti, Yogi melepaskan sepakan ke arah gawang Kabau Sirah dan tak mampu diantisipasi Jandia Eka Putera. Mitra Kukar pun juara setelah mampu memenangkan pertandingan dengan skor akhir 2-1.
Pemain jebolan SMA Ragunan ini mulai menekuni sepak bola saat ia masuk ke Indonesia Football Academy dan kemudian memperkuat Timnas Pelajar. Berkat talenta yang dimiliki, Yogi Rahadian diundang Leicester City yang saat itu diarsiteki Sven-Goran Ericksson. Selama satu bulan ia menimba ilmu di klub yang saat ini menjadi pemuncak klasemen Liga Inggris.