Informasi Perusahaan
- TentangPT Petrokimia Gresik merupakan salah satu produsen pupuk di Indonesia yang pada awal berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya.
- Diresmikan10 Juli 1972
- LokasiGresik, Jawa Timur
Rumus Pemupukan Berimbang Ala Petrokimia Gresik
Petrokimia Gresik meminta petani untuk melakukan pemumpukan berimbang. Alasan Petrokimia Gresik adalahuntuk memperbaiki kondisi tanah demi keberlanjutan pertanian dan penggunaan pupuk yang efisien.
Berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2018, sekitar 70 persen dari delapan juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat.
“Artinya, ada lima juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah,” ujar Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo, seperti yang dikutip dari Antara, Sabtu (16/1/2021).
Ia mengungkapkan masih banyak petani menggunakan pupuk urea berlebihan, yakni lebih dari 400 kilogram per hektare sawah. Padahal pemupukan urea berlebihan bisa menjadikan tanaman rentan terserang hama atau penyakit.
Ia mengatakan rekomendasi penggunaan pupuk berimbang menggunakan pupuk organik Petrorganik. Teknisnya, menerapkan formula 5:3:2, yakni 500 kilogram Petrorganik, 300 kilogram NPK Phonska, dan 200 kilogram Urea untuk satu hektare lahan sawah.
Menurut Direktur Utama Petrokimia Gresik ini pemupukan berimbang telah dicoba di berbagai daerah dan bisa meningkatkan produktivitas sampai dua ton gabah kering per hektare sawah.
Ajak Petani Tak Bergantung pada Pupuk Subsidi
Petrokimia Gresik menjalankan program pendampingan pertanian Agro Solution untuk meningkatkan produktifitas pertanian, ini ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman bersama mitra perwakilan.
Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih mengatakan, Petrokimia Gresik bersama mitra bakal melakukan pendampingan intensif bagi petani dengan memberikan jaminan pasokan sarana produksi, memfasilitasi akses pendanaan serta pemasaran hasil pertanian dengan melibatkan pemangku kepentingan lainnya seperti dari penyedia permodalan, asuransi pertanian, penyedia agro input dan penyerap produk pertanian.
"Tujuan program Agro Solution ini adalah peningkatan produktivitas hasil pertanian, dalam rangka mendongkrak kesejahteraan petani melalui pendampingan komprehensif dari hulu hingga hilir," kata Signs, di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).
Digna mengungkapkan, dengan adanya program pendampingan pertanian Agro Solution dapat menyelesaikan kendala para petani dalam menjalankan usahanya, seperti rendahnya produktivitas pertanian, harga agro-input seperti pupuk, pestisida, benih dan lainnya yang tidak terjangkau, minimnya akses ke lembaga keuangan, harga jual hasil panen cenderung turun ketika panen raya, belum terlindunginya petani dari risiko gagal panen, infrastruktur yang terbatas, serta kendala lainnya.
"Petrokimia Gresik bertugas dalam penyediaan pupuk berkualitas, penyediaan pestisida, kawalan budidaya, uji tanah oleh Mobil Uji Tanah (MUT), serta kawalan pengendalian HPT (Hama dan Penyakit Tanaman)," ungkap Digna.
Dalam program yang diinisasi oleh Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik mendapatkan amanah pendampingan Agro Solution di tahun 2021 seluas 16.000 hektar (ha) dan penjualan produk pupuk non-subsidi sejumlah 8.000 ton yang terdiri dari 4.800 ton NPK non-subsidi dan 3.200 ton Urea non-subsidi.
Implementasinya, Petrokimia Gresik bekerjasama dengan 47 mitra dengan potensi areal tanam sebesar 25.346 ha atau 158 perse dari target. Sedangkan hingga 28 Februari 2021 luas tanam yang sudah terealisasi sebesar 2.629,86 ha 17 persen.
Terapkan Prinsip AKHLAK
Petrokimia Gresik menerapkan gagasan Menteri BUMN Erick Thohir untuk meningkatkan nilai dan tata kelola perusahaan, dengan memegang perinsip AKHLAK.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi mejelaskan, AKHLAK merupakan akronim dari kata Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Tata nilai ini akan diimplementasikan dan menjadi budaya kerja dan pedomam dalam menjalankan bisnis bagi seluruh insan Petrokimia Gresik.
“Budaya baru ini sangat sejalan dengan sasaran dari program Transformasi Bisnis Petrokimia Gresik, yaitu menjadi perusahaan solusi agroindustri untuk pertanian yang berkelanjutan,” kata Rahmad, di Jakarta, Kamis (20/8/2020)
Menurut Rahmad, Petrokimiagresik berkomitmen menerapkan dan menyinkronkan tata nilai AKHLAK ke dalam internal perusahaan.
Rahmad pun berpandangan, salah satu tantangan terbesar perusahaan BUMN saat ini, termasuk Petrokimia Gresik, adalah bagaimana menjadi perusahaan bertaraf internasional dan berdaya saing tinggi di pasar global. Ditambah pada era disruptif seperti saat ini.
Rahmad saat ini yang dibutuhkan oleh perusahaan BUMN adalah suatu budaya kerja yang bisa menyinkronkan antara kepentingan bisnis dengan etika dan moralitas.
Berbicara tantangan bisnis, pada tahun 2019 Petrokimia Gresik telah menetapkan Program Transformasi Bisnis Petrokimia Gresik (TBPG) yang didalamnya terdapat tiga sasaran utama (shifting paradigm). Pertama, perubahan dari Inefisiensi menjadi Efisiensi. Kedua, perubahan mindset dari Product Driven menjadi Market Driven. Dan ketiga, perubahan orientasi dari Subsidi menjadi Komersial.
Guna meysukseskan program transformasi tersebut, Rahmad menyadari kunci suksesnya adalah human resources atau Sumber Daya Manusia (SDM). Karena SDM adalah pelaku perubahan yang berada di dalam perusahaan, yang meliputi cara berpikir, cara berbicara, dan cara bekerja.
Menurut Rahmad, budaya transformatif merupakan pondasi utama dalam Total Transformation Model, yang meliputi Business, Leadership, dan Culture Transformation. Ketiga hal ini merupakan poin penting atas keberhasilan program transformasi bisnis.
“Tata nilai AKHLAK sebagai sebuah Culture Transformation akan mendukung Business dan Leadership Transformation. Tanpa perubahan Culture, maka akan sulit untuk melakukan transformasi di bidang Business dan Leadership,” ujar Rahmad.
Jurus Petrokimia Gresik Bantu Cegah Krisis Pangan
Petrokimia Gresik memicu peningkatan produktivitas pertanian dengan penyemprotan massal pupuk NPK dan organik cair Phonska Oca. Hal ini merupakan upaya antisipasi Krisis pangan di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih mengatakan, Petrokimia Gresik berupaya memperkuat sektor produksi pertanian dalam negeri di tengah wabah Covid-19. Dimana intensifikasi pertanian menjadi salah satu strategi untuk menggenjot produktivitas tanaman pangan di tengah ancaman krisis pangan.
Dalam pelaksanaanya, Petrokimia Gresik menalumam penyemprotan massal pupuk NPK dan organik cair Phonska Oca di enam kabupaten yaitu Banyuwangi, Lumajang, Bondowoso, Bojonegoro, Sragen dan Banjarnegara.
“Kegiatan ini kami laksanakan secara beruntun di enam kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan sosialisai dan edukasi serupa di berbagai daerah lainnya," kata Digna, di Jakarta, Sabtu (25/7/2020).
Digna mengungkapkan, penggunaan pupuk Phonska Oca, merupakan upaya Petrokimia Gresik untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas tanaman sekaligus perbaikan kondisi tanah.
Hal ini sangat penting mengingat berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) pada 2018, setidaknya 70 persen dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah.
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang yang menyebabkan kandungan bahan organik dalam tanah terdekomposisi dan semakin sedikit.
“Untuk itu melalui kegiatan ini, kami juga ingin meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik, dalam hal ini adalah Phonska Oca" ujar Digna.
Transformasi Bisnis demi Tingkatkan Daya Saing
PT Petrokimia Gresik menerapkan transformasi bisnis pertanian berkelanjutan. Langkah ini pun telah membuahkan hasil.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi menyatakan bahwa perusahaan sudah menjalankan program transformasi bisnis sejak tahun 2019. Adapun sasarannya adalah menjadi perusahaan solusi agroindustri untuk pertanian berkelanjutan.
“Untuk mencapai sasaran tersebut, salah satu cara yang kami tempuh adalah dengan melakukan transformasi organisasi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia," kata Rahmad, di Jakarta, Sabtu (11/7/2020).
Transformasi bisnis Petrokimia Gresik, merupakan burning platform bagi insan Petrokimia Gresik untuk keluar dari zona nyaman. Dimana transformasi ini berfokus pada perbaikan rantai pasok (supply chain) dan perubahan paradigma, yaitu dari product driven menjadi market driven.
“Dengan paradigma baru ini, kita dituntut untuk lebih berorientasi pada pasar. Sehingga produk atau layanan yang kita hasilkan sesuai dengan kebutuhan konsumen," terang Rahmad.
Rahmad mengungkapkan bahwa program transfomasi bisnis tahun 2019 ini sudah mulai memperlihatkan hasil. Diantaranya mengantarkan Petrokimia Gresik meraup laba bersih (audited) sebesar Rp1,5 triliun atau 129 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019 yang ditetapkan sebesar Rp1,16 triliun.
Transformasi juga menjadikan produk komersial Petrokimia Gresik berdaya saing hingga pasar global. Terbukti pada 2019, Petrokimia Gresik mampu memecahkan rekor eskpor terbesar sepanjang sejarah perusahaan yaitu sebanyak 392 ribu ton.