Bola.com, Padang - Persaingan panas kompetisi i Torabika Soccer Championship 2016 bakal mulai pada 29 April 2016. Bola.com mencoba menyajikan profil klub-klub kontestan. Yang pertama dimulai dari: Semen Padang.
Semen Padang merupakan salah satu kekuatan tradisional di persepak bolaan Sumatra Barat. Berbasis di Padang, klub ini merupakan kebanggaan Urang Awak.
Setidaknya dua gelar juara pernah dicapai tim yang bermarkas di Stadion Haji Agus Salim, Padang, ini. Gelar juara perdana klub yang didirikan pada 30 November 1980 ini diraih di ajang Piala Galatama 1992. Titel juara berikutnya yang diraih adalah Indonesian Premier League (IPL) 2012.
Buat klub lulusan kompetisi Galatama ini, dua gelar juara yang sudah diraih menjadi yang terbaik di antara klub asal Sumatra Barat lainnya.
Tidak hanya di tingkat domestik, Semen Padang juga pernah memberi kebanggaan buat Ranah Minang. Pada 2013 klub ini pernah menjejakkan langkah hingga perempat final Piala AFC, kompetisi kasta kedua di level Asia atau di bawah Liga Champions Asia (LCA).
Tentu saja pencapaian itu menjadi yang terbaik dari 23 klub di Sumatra Barat yang terdaftar sebagai anggota PSSI. Namun demikian, sederet prestasi yang pernah diraih Semen Padang ini tidak lepas dari kekuatan finansial yang dimiliki.
Advertisement
Baca Juga
Ditopang perusahaan semen nasional yang ada di Indarung, Semen Padang hampir tidak mengalami kesulitan keuangan. Alhasil, tim ini tidak kesulitan saat mempersiapkan tim untuk mengikuti kompetisi atau turnamen. Beda halnya dengan klub lain yang sejarahnya berasal dari perserikatan atau amatir.
Namun demikian, Semen Padang tidak lantas selalu jorjoran dalam melakukan belanja pemain. Prinsip mencetak pemain tetap di kedepankan. Tidak heran bila dalam beberapa tahun terakhir tim ini banyak memberi kepercayaan buat para pemain muda untuk dikontrak. Sebut saja Adi Nugroho hingga Hendra Bayauw.
Di sisi lain, sejak era Liga Indonesia mulai 1994-1995 hingga era Indonesia Super League sekarang, Semen Padang terbilang konsisten selalu berada di kompetisi kasta tertinggi. Mereka hanya pernah jatuh ke level Divisi Utama atau kasta kedua kompetisi di Tanah Air pada musim 2007.
Tetapi, pada musim 2009-2010 Semen Padang sudah berhasil meraih tiket promosi kembali ke Indonesia Super League. Hebatnya pada musim perdana di kasta elite (2010-2011) Tim Kabau Sirah langsung duduk di peringkat empat besar.
Terakhir di ISL 2014 Semen Padang juga sempat masuk semifinal. Saat kompetisi profesional vakum sepanjang 2015 hingga awal 2016 imbas konflik berkepanjangan Kemenpora dengan PSSO. Tim Urang Awak sempat jadi finalis Piala Jenderal Sudirman. Mereka kalah tipis 1-2 di partai puncak. Pencapaian ini jadi modal bagus menghadapi Indonesia Soccer Championship.
Data Klub
Berdiri: 1980
Stadion: H. Agus Salim, Padang
Prestasi: Juara Piala Galatama 1992, juara IPL 2011-2012, runner-up Piala Indonesia 2013, juara Indonesia Community Shield 2013
Daftar Pemain
Kiper: Jandia Eka Putra, Rivki Mokodompit
Belakang: Hengki Ardiles, Novrianto, Cassio Fransisco, Satrio Syam, Novan Setya Sasongko, Handi Ramdan, Agung Prasetyo, Fandry Imbiri
Tengah: Vendri Mofu, Diego Messies, Irsyad Maulana, Defri Riski, Leo Guntara
Depan: Riko Simanjuntak, M Nur Iskandar, Adi Nugriho, Marcel Silva, Christoper Sibi
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bintang
BINTANG: HENGKY ARDILES
Tidak sulit mencari sosok yang layak sebagai pemain bintang di Semen Padang. Tanpa mengesampingkan pemain lain, Hengki Ardiles pantas menyandang status itu.
Buat fans tim Kabau Sirah, Hengki Ardiles merupakan gambaran ideal pemain yang loyal terhadap klub. Hengki, tak hanya merupakan putra daerah, melainkan saat ini juga tercatat sebagai pemain yang paling lama membela Semen Padang. Dalam catatan klub yang dibelanya, hanya muncul nama Semen Padang dan Persikabo.
Kebersamaan pemain kelahiran 20 Mei 1981 ini dengan klub pujaan The Kmer's dan Spartack's ini sudah menginjak tahun ke-17. Pemain asal Malalo, Sumbar, ini pertama kali bergabung di tim junior Semen Padang pada 1999.
Kariernya mencuat setelah ikut membawa tim PON Sumbar jadi semifinalis di PON 2004 Palembang. Tak lama setelah itu Hengki dipromosikan ke tim senior. Sempat bertualang ke Persikabo pada 2006, pada 2008 Hengki memilih kembali ke klub yang membesarkannya, Semen Padang.
Sepeninggal Elie Aiboy meninggalkan Semen Padang pada 2012, status kapten tim mulai disandang Hengki hingga sekarang. Meski pelatih datang dan pergi, ia senantiasa masuk skuat inti tim.
Hal itu disebabkan penampilan pemain yang biasa beroperasi di posisi bek kanan itu, yang terbilang konsisten. Ia memiliki sejumlah kelebihan, seperti tekel bersih, disiplin menjaga lawan serta aktif ikut membantu serangan.
Kualitas itu membuat Nilmaizar, yang ketika itu berstatus pelatih Timnas Indonesia, tak ragu memanggilnya masuk skuat Merah-Putih dalam pemusatan latihan kualifikasi Piala Dunia 2014 serta Piala AFF 2012. Akan tetapi, keinginan membela Tim Garuda secara resmi harus pupus karena cedera lutut yang membekapnya saat mengikuti pemusatan latihan.
Sejak itu tawaran membela timnas tak lagi datang padanya. Namun, ia tak mempersoalkan hal itu dan sebaliknya, bek kanan itu makin memusatkan perhatian pada Semen Padang.
Di usianya yang tak lagi muda, pemain yang punya pembawaan kalem ini ingin mengakhiri karier di tim Kabau Sirah. Selepas gantung sepatu nanti, Hengki yang punya hobi berburu dan berkebun ini berkeinginan jadi pelatih.
Advertisement
Pelatih
PELATIH: NILMAIZAR
Nilmaizarterbilang pelatih populer di negeri ini. Status sebagai mantan pelatih Timnas Indonesia senior pada era dualisme federasi (2012-2013) jadi bukti tingginya jam terbang Nil dalam dunia kepelatihan.
Sebelum ditunjuk menduduki kursi panas Timnas Indonesia, Nil lebih dulu mencatatkan prestasi kala jadi pelatih di Semen Padang. Seperti diketahui, bukan kali ini saja Nil melatih Semen Padang. Bahkan bisa dibilang kiprah bapak dua puteri itu diawali serta berkembang bersama Semen Padang.
Pada 2000 pria kelahiran Payakumbuh, 2 Januari 1970 ini jadi asisten pelatih Semen Padang U-21. Kariernya meningkat saat jadi asisten pelatih tim senior Semen Padang pada 2004. Tak berhenti sampai di situ, pada 2010 ia akhirnya naik jabatan setelah ditunjuk jadi pelatih kepala Semen Padang.
Di level tertinggi itulah Nil makin memperlihatkan kualitasnya sebagai pelatih. Nil dengan cakap mengarsiteki tim Kabau Sirah dengan membawa Semen Padang menjuarai IPL 2011-2012 dan runner-up Piala Indonesia 201, hingga akhirnya ditunjuk jadi pelatih Tim Merah-Putih, tepatnya saat dualisme kompetisi pada 2012.
Tetapi, karier melatih Nil di timnas tak berjalan mulus akibat dualisme kompetisi yang menyulitkannya mendapatkan pemain terbaik. Eks timnas era awal 90-an itu lantas banting setir ke bidang politik. Ia tertarik jadi politikus dengan aktif pada salah satu partai politik. Ia sempat berstatus bakal calon legislatif DPR RI dari Dapil II Sumatra Barat.
Namun, dunia sepak bola yang membesarkan namanya tak bisa dilupakan. Setelah dipastikan gagal melenggang jadi anggota dewan di Senayan, Nil menerima tawaran melatih Putra Samarinda. Kiprahnya bersama klub berjulukan Elang Borneo itu berakhir bersamaan dengan kepindahan klub kepunyaan Harbiansah Hanafiah itu ke Bali.
Sempat menganggur dari aktivitas melatih klub profesional, bak suratan takdir, Nilmaizar dipertemukan lagi dengan Semen Padang. Nil kembali ke tim Kabau Sirah menggantikan posisi Jafri Sastra yang diberhentikan jelang musim 2015.
Dalam melatih, Nil yang dikenal selalu mengenakan busana rapi saat mendampingi tim selalu menekankan pada pemainnya untuk senantiasa bermain dengan hati dan rasa syukur di setiap pertandingan.
"Sepak bola bisa membentuk karakter secara kompherensif dan integratif sehingga melahirkan pesepak bola yang bermental dan berkepribadian bagus," ucap pelatih asal Payakumbuh yang juga berstatus karyawan PT Semen Padang itu.