Bola.com, Lamongan - Untuk mengembalikan marwah Persela Lamongan yang terkikis oleh empat kali hasil buruk yang mereka raih di empat laga uji coba, tim pelatih berencana menggelar uji coba lawan klub Bondowoso Banyuasin pada Sabtu (23/4/2016) sore di Stadion Surajaya, Lamongan.
Harapannya, Persela bisa memenangkan laga ini demi mengembalikan kepercayaan publik Lamongan yang mulai meragukan daya saing tim kesayangannya di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.
Baginya, memenangkan laga ini adalah satu-satunya cara mereka untuk meyakinkan publik Lamongan bahwa Persela masih ada taringnya. Lebih dari sekadar itu, kemenangan laga ini dinilai sangat berarti bagi tim berjulukan Laskar Jaka Tingkir, terutama untuk menambah kepercayaan diri.
Empat kali uji coba, empat kali pula Persela tak memetik hasil positif. Kekalahan terakhir 1-2 dari PSS Sleman menjadi titik kulminasi terkikisnya kesabaran manajemen Persela Lamongan. Mereka pun meminta tim pelatih klub berjulukan Jaka Tingkir melakukan evaluasi total dalam dua hari terakhir, Rabu (19/4/2016) dan Kamis (20/4/2016).
Advertisement
Baca Juga
Hanya, untuk evaluasi kali ini pelatih kepala Stefan Hansson tidak bisa turut serta. Arsitek asal Swedia itu absen memimpin evaluasi sekaligus latihan selama dua hari lantaran jatuh sakit.
Mandat untuk menjalankan evaluasi pun dijalankan sang asisten pelatih, Didik Ludianto. “Saya bedah semua kelemahan tim. Baik secara teknis maupun nonteknis,” sebut Didik.
Mengenai nonteknis, Didik menengarai jika ada masalah besar pada emosi pemain yang mudah meledak. Baginya, hal ini sangat merugikan timnya selama uji coba. Pasalnya, karena tidak bisa kontrol emosi, pemain kerap terpancing amarahnya, sehingga skema main yang sudah dirancang pelatih pun rusak.
Hal itulah yang tampak saat Persela tumbang di tangan PSS Sleman. Kala itu, karena merasa kerap dirugikan oleh wasit, emosi para pemain Persela tersulut. Akibatnya, selama babak pertama Choirul Huda dkk. bermain di luar pakem.
Sebelumnya, kejadian serupa pernah ditunjukkan para pemain Persela saat mereka juga kalah dari PSM Makassar. “Padahal, masalah nonteknis seperti ini pasti mereka alami ketika turun di Torabika Soccer Championship,” keluhnya.
Didik berharap, para pemainnya lebih tenang dan sabar dalam menghadapi persoalan semacam ini. Sebab, hasil negatif ini sudah menjadi buah bibir di seluruh penjuru Lamongan.
“Persela sampai kapan pun akan tetap ada. Pemain dan pelatih ini hanya numpang lewat. Kita akan mudah dilupakan masyarakat Lamongan kalau kita tidak memberikan yang terbaik bagi tim ini,” jelasnya.