Bola.com, Surabaya - Tua-tua keladi, semakin tua kian menjadi. Pepatah itu sepertinya tepat untuk menggambarkan sosok Rudi Widodo. Pada usia ke-32 tahun, performa eks striker Timnas Indonesia ini tak juga merosot, justru kian gemilang bersama Bhayangkara Surabaya United.
Bersama tim berjulukan The Great Alligator itu, pemain yang sudah berganti klub sebanyak 11 kali itu tak kehilangan ketajamannya. Rudi sangat produktif untuk ukuran seorang pemain veteran. Itulah mengapa ia jadi andalan Bhayangkara Surabaya United untuk urusan membobol gawang lawan.
Pelatih Bhayangkara SU, Ibnu Grahan, pun memuji penampilan pemain seniornya itu. Bagi Ibnu, performa Rudi adalah cerminan profesionalisme mantan striker Timnas itu, baik di dalam maupun di luar lapangan, sehingga tidak ada alasan bagi dirinya untuk menepikan pemain yang satu ini.
Rudi buka kartu soal rahasianya tetap bisa bersaing dengan pemain muda di usianya yang sudah menembus kepala tiga.
"Saya menjaga tidur, pola makan, dan menambah latihan sendiri. Saya juga selalu berusaha bermain sebaik mungkin setiap diberi kesempatan. Hal itu berperan besar dalam menjaga stamina dan penampilan saya sejauh ini," tuturnya.
Advertisement
Baca Juga
Tidak hanya itu, Rudi rajin menganalisis permainan. Pemain asal Pati, Jateng, itu selalu mengevaluasi diri seusai bertanding. Hal ini membuat dirinya kian matang, baik dalam bersikap maupun bermain.
Tanpa hal itu, menurutnya mustahil penampilan seorang pemain bisa berkembang. "Kalau tidak berkembang, minimal kualitas tetap terjaga," ujarnya.
Selain dari diri sendiri, Rudi mengaku membiasakan diri bertukar pendapat dan meminta masukan dari orang lain sehingga bisa memperbaiki kelemahan dan kekurangannya. Sebab, ia meyakini semua orang sering kali tidak bisa melihat kekurangannya sendiri, dan orang lain lebih tahu apa saja kekurangannya.
Menjadi pribadi yang terbuka terhadap kritikan, disiplin, serta menjaga diri dari pengaruh buruk lingkungan adalah hal-hal lain yang membuat kariernya tetap bagus hingga sekarang. Resep terakhir adalah doa.
"Banyak orang meremehkan kekuatan doa. Tapi bagi saya, doa berpengaruh besar menjaga kualitas saya. Tanpa Allah SWT, kita tidak bisa berbuat banyak. Ingat, sukses itu bisa diraih dengan 99 persen usaha dan 1 persen doa. Meski hanya satu persen, kalau nonteknis itu tidak didapat, keberhasilan tidak mungkin diraih," ucap mantan pemain Persis Solo itu.