Bola.com, Jayapura - Operator Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo memberlakukan aturan ketat. Dalam manual kompetisi, berbagai denda akan diberikan bagi tim yang melakukan pelanggaran untuk aturan per ayat.
"Biasanya denda itu per pasal. Sekarang jadi per ayat. Artinya, regulator akan lebih detail mengamati setiap pelanggaran baik dalam pertandingan maupun di luar itu," kata Media Officer Arema Sudarmaji.
Manajemen Singo Edan melakukan sosialisasi kepada pemain dan pelatih supaya tidak terjadi pelanggaran. Buku manual itu diperbanyak dan diberikan kepada tim.
Baca Juga
Advertisement
Untuk TSC, Arema mewanti-wanti agar keluarga pemain tidak lagi berada di lorong ganti baik sebelum maupun sesudah pertandingan. Selain itu, saat konferensi pers sebelum dan sesudah pertandingan, pelatih kepala wajib didampingi oleh pemain yang masuk dalam daftar susunan pemain.
Khusus panpel, penjagaan akan diperketat. Terutama di pintu masuk, agar suporter tak lagi membawa benda-benda terlarang seperti petasan, flare, dan sejenisnya.
Arema sering mendapatkan sanksi dari regulator. Paling besar, manajemen harus membayar 250 juta rupiah untuk tiga pelnggaran Aremania yang menyalakan flare dan rasis di musim 2014.
Terkait aturan super ketat itu pelatih Arema justru senang. "Sebenarnya aturan itu bagus. Semua dituntut lebih profesional. Kalau tidak ditakuti dengan denda, pasti banyak aturan dilanggar," kata asisten pelatih AremaJokoSusilo.
Para pemain Singo Edan juga mengaku akan lebih hati-hati perihal aturan ketat tersebut. Mereka tidak ingin melakukan pelanggaran yang merugikan klub.
"Kami ikuti perintah manajemen dan pelatih saja harus seperti apa di dalam dan luar lapangan," kata bek muda Arema Ryuji Utomo yang hadir dalam sosialisasi aturan TSC di kantor manajemen Arema Cronus.