Bola.com, Malang - Manajemen Arema Cronus melayangkan protes terkait sanksi tambahan yang dikeluarkan Komisi Disiplin PT Gelora Trisula Semesta kepada, Hendro Siswanto. Sebabnya, sanksi dua laga yang diberikan PT GTS membuat wakil kapten Singo Edan itu total menjalani hukuman larangan tampil dalam dua pertandingan.
Sebelumnya, ia sudah absen pada pekan ketiga Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo.Sanksi tersebut merupakan buntut dari kartu merah akibat tendangan kungfu Hendro ke pemain sayap Madura United, Engelberd Sani pada pekan kedua TSC 2016.
Advertisement
Baca Juga
"Sanksi tambahan Hendro ini aneh. Komdis dalam suratnya mengacu pada kode disiplin, tapi klub tidak pernah dapat kode disiplin itu," kata Eko Prasetyo, manajer hukum Arema.
Dalam surat keputusan Komdis disebutkan Hendro melanggar Pasal 61, 69 dan 70 Kode Disiplin ISC 2016. Hanya saja, apa bunyi dari tiga pasal tersebut tidak disebutkan. Alhasil, Arema mengajukan protes mengingat selama ini tidak ada sosialisasi terkait kode disiplin.
"Meskipun kode disiplin dipakai, nantinya akan bertentangan dengan manual liga. Disebutkan pada pasal 56 tentang kartu kuning dan merah, hukumanya hanya sekali pertandingan," ucap Eko.
Yang lebih aneh, komdis ternyata tidak memberikan surat larangan bermain kepada Hendro saat pertandingan lawan Bhayangkara Surabaya United di pekan ketiga lalu. Justru yang muncul setelah sidang komdis (16/5/2016), Hendro masih bisa main di pekan keempat dan kemudian harus absen lagi dua pertandingan selanjutnya.
"Biasanya setiap pemain yang terkena kartu selalu ada kiriman surat larangan bermain, tapi kemarin tidak. Hanya Arema mematuhi regulasi bahwa pemain yang kena kartu merah otomatis absen di pertandingan selanjutnya," kata Eko.
Karena keputusan komdis yang janggal itu, Arema sudah mengirimkan surat protes pada Kamis (19/5/2016) malam. Surat itu tujuannya bukan untuk banding karena komdis sudah menegaskan tidak ada banding untuk hukuman Hendro. "Surat protes ini tujuannya agar komdis dan operator melakukan koreksi. Bahwa masih ada aturan yang mereka buat justru saling bertentangan," ia menuturkan.
Selain protes terhadap sanksi tambahan Hendro, Arema juga mempertanyakan langkah Komdis terhadap para pemain Persiba Balikpapan yang bermain keras yang berakibat Cristian Gonzales dan Dendi Santos mengalami patah tulang.
"Coba dipikir logis, Hendro yang melakukan pelanggaran dan tidak mengakibatkan pemain cedera parah kena kartu merah dan sanksi total 3 pertandingan. Sedangkan pemain Persiba melakukan pelanggaran keras dan membuat pemain Arema sampai patah tulang sanksinya apa?," kata Eko.