Bola.com, Makassar - PSM Makassar termasuk tim yang sangat antusias menyambut pergelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo. Mereka ingin menjadikan turnamen jangka panjang ini jadi pelepas dahaga gelar yang tidak pernah diraih sejak menjuarai Liga Indonesia 1999-2000.
Selain mempertahankan pemain lama seperti Syamsul Chaeruddin, Rahmat Syamsuddin, Rasyid Bakri, Maldini Pali, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, Hendra Wijaya, dan Dimas Galih Pratama, manajemen PSM mendatangkan Ferdinand Sinaga dan Rizky Pellu.
Tidak hanya itu, untuk memotivasi pemain, manajemen mengontrak Luciano Leandro. Pelatih asal Brasil ini termasuk salah satu legenda hidup PSM. Sebagai pemain, Luciano salah satu gelandang terbaik yang pernah beredar di Liga Indonesia.
Pada awalnya, semua berjalan mulus. Manajemen dan suporter larut dengan asa yang tinggi. Tetapi sejalan dengan waktu, kondisi tim mulai goyah. Dimulai dengan pemulangan dua pemain asing bawaan Luciano saat PSM masih dalam tahap persiapan, yakni Jean Dutra dan Carlos Eduardo. Hanya satu pemain yang tersisa, Alex Silva.
Advertisement
Baca Juga
Untuk mengganti peran keduanya, PSM mengontrak dua pemain asal Pantai Gading, Boman Aime dan Lamine Diarrasouba. Meski yakin dengan kemampuan dua pemain bawaannya yang dipulangkan, Luciano hanya bisa pasrah.
Sejak saat itu, Luciano selalu berada dalam tekanan. Di mana setiap partai yang dilakoni PSM harus dimenangkan meski mayoritas pemain PSM bukan pilihannya.
Tekanan buat Luciano makin kencang setelah PSM dinilai gagal di Trofeo Persija dan uji coba segitiga di Makassar. Tak pelak diawal TSC 2016, Luciano selalu berada di ambang pemecatan setiap kali PSM bertanding. Puncaknya, Luciano akhirya dipaksa mundur usai PSM ditekuk Perseru 0-1 di kandang lawan (16/5/2016).
PSM sempat bangkit saat ditangani pelatih sementara, Budiarjo Thalib, dengan menekuk Barito Putera 1-0 di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin (21/5/2016) dan imbang 1-1 dengan PS TNI di Stadion Pakansari, Bogor (29/5/2016).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mendatangkan Robert Alberts
PSM tidak kehilangan asa. Mereka mendatangkan Robert Alberts, pelatih asal Belanda yang diharapkan bisa membangkitkan penampilan Juku Eja. Sukses Robert membawa Arema ISL 2009-2010 plus membawa PSM bertengger peringkat dua ISL 2010-2011 sebelum hengkang ke IPL jadi alasan utama.
Target juara atau minimal peringkat tiga di akhir TSC 2016 tetap diapungkan.Tetapi bersama Robert, PSM malah menelan empat kekalahan beruntun, dua di antaranya terjadi di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin.
Bagi PSM, ini adalah rekor baru. Sepanjang sejarah, Juku Eja tidak pernah menelan empat kekalahan secara beruntun di turnamen atau kompetisi di Indonesia.
Robert berkilah dirinya tengah berproses membangun tim yang lebih baik di putaran kedua nanti. Empat pemain asing PSM, yakni Alex Silva, Boman Aime, Lamine Diarrasouba, dan Paulo Martins bergantian dipecat dan jadi tumbal proses perbaikan tim ala Robert. Terakhir, PSM murni mengandalkan pemain lokal saat dijamu Persib Bandung pekan lalu (2/7/2016).
Robert termasuk pelatih beruntung. Posisi pelatih yang gagal di Sarawak FA pada Liga Super Malaysia 2015 itu tetap dipertahankan. Manajemen pun pasang badan dengan merevisi target PSM di TSC 2016.
"Saat ini, kami memilih realistis saja. Kami hanya berharap PSM bersama Robert tampil maksimal di TSC sebagai persiapan menghadapi kompetisi resmi musim depan," ujar Munafri Arifuddin, CEO PSM.
Advertisement
Komentar Tony Ho
Di lain pihak, Tony Ho, mantan pelatih PSM, Pusamania Borneo FC, dan Persebaya Surabaya menilai Robert 'pandai' memanfaatkan situasi di PSM.
"Saya akui Robert sangat piawai dalam menjaga citra. Buktinya, setelah gagal di Sarawak FA dia bisa 'membius' PSM meski kalah empat kali beruntun," ujar Tony, yang menyelamatkan PSM dari ancaman degradasi pada ISL 2009-2010.
Tony menilai masuknya Robert justru tidak membuat PSM lebih baik. Padahal di tangan Budiarjo sebagai pelatih sementara, PSM dalam suasana kondusif dengan mengamankan empat poin dari dua partai.
"Yang fatal, dia selalu mengumbar materi sekarang bukan pilihannya dan akan melakukan perombakan jelang putaran kedua. Ini jelas berpengaruh pada pskilogis tim. Dia juga mengurangi kekuatan timya sendiri dengan memecat empat pemain asing saat kompetisi sedang berjalan," jelas Tony, yang kini melatih Persipura U-21.
Tony memprediksi, masuk ke papan tengah saat akhir TSC 2016 sudah luar biasa buat PSM. Kehadiran empat pemain bawaan Robert, yakni Kwon Jun (Korsel), Luiz Ricardo (Brasil), William Pluim, dan Ronald Hikspoors (Belanda) sulit mendongkrak Juku Eja ke papan atas setelah terpuruk di papan bawah pada putaran pertama.
Hasil Pertandingan PSM
Jumat (29/4/2016): Vs Semen Padang 1-2 (T), Sabtu (7/5/2016): Vs Persela 2-1 (K), Senin (16/5/2016): Vs Perseru 0-1 (T), Sabtu (21/5/2016): Vs Barito Putera 1-0 (K), Minggu (29/5/2016): Vs PS TNI 1-1 (T), Minggu (12/6/2016): Vs Arema Cronus 0-1 (K), Sabtu (18/6/2016): Vs Sriwijaya vs PSM 0-1 (T), Kamis (23/6/2016): Vs Pusamania Borneo FC 0-2 (K), Sabtu (2/7/2016): Vs Persib 2-3 (T)