Sukses


    6 Pemain Asing yang Tampil Memukau di Putaran Pertama TSC 2016

    Bola.com, Jakarta - Pergelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo memasuki periode pengujung putaran pertama. Pada pekan ini 18 klub kontestan kompetisi kasta elite bakal menjalani duel ke-17, alias yang terakhir di paruh pertama.

    Madura United (MU) untuk sementara memuncaki klasemen TSC 2016. Tim asuhan Gomes de Oliveira mengoleksi 34 poin dari 16 pertandingan. Mereka unggul tiga angka dari Arema Cronus, yang membuntuti di posisi kedua. Sukses MU bak sebuah kejutan.

    Tidak banyak pengamat menjagokan Bayu Gatra dkk. bisa merajai TSC 2016. Mereka terhitung sebagai tim pendatang baru, yang berkesempatan tampil di kasta tertinggi setelah membeli lisensi klub Pelita Bandung Raya.

    Nyatanya, mereka bisa eksis menggoyang kemapanan Arema Cronus, Persipura Jayapura, serta Sriwijaya FC, yang lebih dijagokan meraih trofi musim ini.

    Striker Persib, Juan Belencoso, tersingkir karena minim kontribusi. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

    Kejutan juga dibuat Bhayangkara Surabaya United serta Semen Padang. Tidak terlalu jorjoran belanja pemain mahal, kedua klub kerap merepotkan tim-tim elite. BSU hanya memaksimalkan sejumlah pemain jebolan Timnas Indonesia U-19, yang minim jam terbang berkiprah di kompetisi profesional.

    Sementara itu, Tim Kabau Sirah memberdayakan sejumlah pemain lokal yang kerap ditengok sebelah mata alias dicap semenjana. Faktanya, dengan keterbatasan yang mereka miliki mereka bisa menembus persaingan juara.

    Di sisi lain, mencuat fenomena menarik di perhelatan TSC 2016. Sejumlah pemain asing muka baru yang langsung menggebrak lewat penampilan memesona di lapangan. Mereka mendobrak kemapanan pemain-pemain impor yang bertahun-tahun menghiasi sepak bola Indonesia.

    Performa mereka secara signifikan mengerek pencapaian klub pada paruh pertama TSC 2016. Atau bahkan secara individu ia bisa menonjol sendiri, saat klub yang dibelanya tengah terpuruk.

    Kejelian pelatih melihat potensi pemain asing saat melakukan seleksi menjelang turnamen bergulir, jadi penentu, karena ada beberapa kasus, seorang pemain pendatang gagal total menunjukkan kemampuan terbaiknya.

    Tanpa ampun mereka akhirnya dicoret paksa. Ambil contoh Juan Belencoso (Persib Bandung), Kiko Insa, Sengbah Kennedy (Persipura Jayapura), serta Jose Alfredo Guerra (Persija Jakarta). Mereka terpental bukan hanya karena performanya mengecewakan, tetapi juga karena hantaman cedera yang membuat mereka lebih banyak menganggur.

    Berikut ini enam pemain asing yang berkilau pada putaran pertama TSC 2016 versi Bola.com:

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 7 halaman

    Pablo Rodriquez (Madura United)

    Pablo Rodriguez Aracil sukses mendobrak kemapanan eksistensi legiun-legiun asing asal Amerika Latin, Afrika, dan Asia di pentas sepak bola Tanah Air. Bomber asal Spanyol langsung tancap gas bersama Madura United.

    Di musim-musim sebelumnya bisa dibilang tidak ada pemain asal Negeri Matador yang bisa sukses di Indonesia. Di TSC 2016 bermunculan sejumlah pemain asal negara pengoleksi gelar Piala Dunia 2010 itu. Namun, tidak satupun di antara mereka bersinar. 

    Di MU ada Toni Mosi, yang tercoret menjelang penutupan bursa tranfer awal musim. Sementara di klub lain, sosok Kiko Insa (Bali United) dan Juan Belencoso (Persib Bandung), diputus kontrak karena tidak memberi kontribusi maksimal di klubnya masing-masing.

    Tidak demikian dengan Pablo. Penampilannya amat konsisten di putaran pertama TSC 2016. Striker didikan klub Levante itu menyumbang 11 gol buat Madura United. Pablo tipikal pemain petarung, ia bukan penyerang yang hanya pasrah menanti umpan-umpan terukur dari sektor tengah dan belakang. 

    Ia tak segan-segan menjemput bola serta membuka ruang buat pemain lain mengobrak-abrik lini belakang. Permainan agresifnya terlihat dari jumlah kartu kuning yang didapat sang pemain. Total ia sudah mengantungi empat kartu kuning.

    Dalam situasi tertentu pemain kelahiran Valencia, 20 Juli 1985 ini juga bisa berperan sebagai pelayan yang baik bagi rekan-rekannya. Ia tercatat sudah mengoleksi tiga assist

    Madura United yang kini menjadi pemuncak klasemen sementara kudu waspada. Mereka dipastikan bakal limbung jika Pablo Rodriguez absen. Tak ada penyerang murni yang sebuas sang pemain di Tim Sape Kerrap saat ini.

    3 dari 7 halaman

    Erick Weeks Lewis (Madura United)

    Erick Weeks Lewis didatangkan secara darurat oleh Madura United menjelang penutupan bursa transfer awal musim TSC 2016. Ia menggantikan playmaker Toni Mosi, yang dicoret tiba-tiba karena alasan cedera parah.

    Tak butuh waktu lama bagi gelandang serang asal Liberia tersebut beradaptasi. Bekal pengalamannya bermain di Indonesia sejak 2008 jadi modal bagi sang pemain untuk bisa cepat nyetel dengan rekan-rekan setimnya.

    Erick memahami betul apa yang diinginkan Gomes de Oliveira, pelatih MU, karena pernah kerja bareng di Persiwa Wamena beberapa tahun silam.

    Erick, yang punya kelebihan dari sisi kecepatan lari, memuluskan Gomes menggeber permainan ofensif dan cepat. Pemain kelahiran 10 Maret 1986 ini dikenal sebagai raja asisst di klub-klub sebelumnya (Persiwa, Sriwijaya FC, Perak FA).

    Hal tersebut terlihat di Madura. Ia tercatat sudah melayangkan dua umpan matang di sembilan penampilannya bersama tim asal Pulau Garam.

    Penampilan Erick Weeks diyakini bakal terus menanjak di Madura United. Kelebihan dari sisi produktivitas cepat atau lambat akan mencuat ke permukaan. Selain tajam, jago melayangkan umpan terukur, Erick juga spesialis eksekutor bola mati.

    Kehadirannya di Madura United memberi warna pada permainan sektor tengah tim. Kolaborasinya dengan Slamet Nurcahyo, Ahmad Maulana, serta Dane Milovanovic (Australia), menjadi modal bagus bagi MU untuk memenangi pertarungan penguasaan bola.

    4 dari 7 halaman

    Marcel Silva Sacramento (Semen Padang)

    Marcel Silva Sacramento digaet Semen Padang sebulan menjelang TSC 2016 bergulir. Tim Kabau Sirah memaksimalkan gerbong Negeri Samba. Selain Marcel, ada juga sosok Diego Messias dan Cassio Francisco.

    Walau tak pernah bermain di Indonesia sebelumnya, Marcel bisa beradaptasi cepat. Pada laga debutnya di TSC 2016 ia langsung dielu-elukan penggemar Semen Padang di Stadion H. Agus Salim, Padang. Sang bomber menyumbang satu gol saat SP menang 2-1 kontra PSM Makassar.

    Selanjutnya produktivitasnya seperti tak tertahankan. Ia tercatat mencetak 11 gol serta empat assist dari 15 penampilan. Nilmaizar, pelatih Semen Padang mengakui terang-terangan, tanpa bomber kelahiran 24 Agustus 1987 tersebut, sengatan lini depan tim asuhannya berkurang.

    Pemain yang pernah melanglang buana ke Jepang dan Swedia tersebut, punya karakter seperti kebanyakan penyerang asing asal Brasil yang berkiprah di Indonesia. Berbekal skill individu di atas rata-rata, Marcel Silva Sacramento, tipikal penyerang yang berani menguasai bola di area kotak penalti lawan.

    Ia juga amat berbahaya saat disodori umpan-umpan daerah dari para gelandang. Marcel penyerang gesit yang punya sprint terhitung cepat. Bermodal tinggi badan 179 cm, mantan pemain klub Jecuipense juga memiliki sundulan kepala yang berbahaya.

    Kelebihan ini amat klop dengan style bermain yang dikembangkan Nilmaizar. Semen Padang dikenal sebagai tim yang kuat bertahan dan amat berbahaya saat melakukan serangan balik.

    5 dari 7 halaman

    Luiz Junior (Barito Putera)

    Luiz Junior untuk sementara jadi pemain paling produktif di TSC 2016. Striker asal Brasil tersebut mencetak 12 gol buat Barito Putera. Pencapaian ini berbanding terbalik dengan prestasi klubnya yang terseok-seok di jajaran papan bawah.

    Talent scouting Barito Putera layak dipuji karena kejelian mereka melihat potensi sang penyerang. Bukan sekali saja Laskar Antasari menemukan pemain asing berkelas. Ambil contoh striker asal Pantai Gading, Djibril Coulibaly, serta gelandang serang Makan Konate.

    Dengan komposisi skuat yang biasa-biasa saja bakat Luiz terlihat menonjol. Permainan striker muda berusia 26 tahun tersebut memang istimewa. Ia tipikal penyeran cerdas yang permainannya efektif. Penempatan posisinya amat bagus.

    Ia seringkali tak memaksakan diri membuang tenaga dalam sebuah pertandingan. Cukup dengan melihat celah kosong di lini belakang lawan Luiz Junior kerap mencetak gol kejutan.

    Bisa dibilang Luiz Junior striker berkarakter berdarah dingin. Ia amat tenang mengeksekusi umpan-umpan matang yang datang padanya. Di sisi lain, predator kelahiran 23 April 1990 juga memiliki tembakan-tembakan jarak jauh yang bagus.

    Jika bisa mempertahankan stabilitas permainannya, banyak pengamat memprediksi pasaran Luiz di bursa transfer musim depan bakal melonjak. Ia dinilai pantas bermain di klub-klub elite macam Sriwijaya FC, Arema Cronus, serta Persib Bandung.

    6 dari 7 halaman

    Alberto Goncalves (Sriwijaya FC)

    Alberto Goncalves datang ke  Sriwijaya FC dengan motivasi yang membumbung tinggi. Ia baru saja terbuang di klub Malaysia, Penang FA. Di usia yang mulai gaek, 36 tahun (kelahiran 31 Desember 1980), striker yang akrab disapa Beto tersebut ingin membuktikan kalau dirinya belum habis.

    Di Indonesia, Beto masuk kategori striker asing elite. Saat membela Persipura Jayapura dan Arema Cronus, produktivitasnya selalu tinggi. Ia jadi pemain kunci saat Persipura memenangi gelar Indonesia Super League 2007-2008 dan 2011–2012. 

    Di usianya yang tidak lagi muda, Alberto Goncalves masih terlihat bugar. Ia masih cepat dan tajam. Di TSC 2016 ia jadi pemain paling produktif di Tim Laskar Wong Kito dengan lesakan delapan gol. Berduet dengan sesama striker Brasil, Hilton Moreira, mereka jadi momok menakutkan bagi lini belakang lawan.

    Beto dikenal sosok yang tidak egoistis. Saat di Persipura, ia bisa jadi pelayan yang baik bagi Boaz Solossa. Di Arema juga demikian. Beto bisa berkolaborasi dengan apik dengan striker haus gol lainnya, Greg Nwokolo.

    Saat ini di Sriwijaya FC, ia tercatat sebagai raja assist dengan sumbangsih empat umpan berbuah gol.

    7 dari 7 halaman

    Esteban Gabriel Vizcarra (Arema Cronus)

    Pendukung Semen Padang dibuat kecewa berat saat Esteban Gabriel Vizcarra memutuskan hengkang ke Arema Cronus pada awal 2015. Pemain asal Argentina merupakan salah satu pemain penting Tim Kabau Sirah beberapa musim terakhir.

    Ia mempersembahkan gelar juara Liga Primer Indonesia musim 2012 buat Semen Padang. Kontribusinya amat besar saat Tim Urang Awak menembus babak 8 besar ISL 2014 lalu.

    Esteban terhitung pemain asing sarat pengalaman di Indonesia. Ia singgah ke negeri ini pada musim 2010. Kala itu ia membela Pelita Jaya.

    Esteban Vizcarra, kali pertama bermain di posisi gelandang serang. Saat di Semen Padang posisi bermainnya berevolusi menjadi gelandang sayap. Kemampuannya menyorongkan umpan lambung akurat di atas rata-rata. Demikian pula dengan crossing-nya.

    Kedatangannya di Arema membuat lini tengah Tim Singo Edan kian kokoh. Sukses tim asuhan Milomir Seslija mendominasi papan atas putaran pertama TSC 2016, tidak lepas peran sang pemain menjaga stabilitas lini kedua.

    Ia jadi pemain asing paling tinggi jam terbangnya. Ia terhitung jarang cedera dan terkena hukuman akumulasi kartu. Gaya bermainnya yang ulet amat disukai Milo.

    Khas pemain asing Argentina, ia mau susah payah merebut bola atau melakukan duel satu lawan satu dengan pemain lawan. Trio asing Raphael Maitimo, Srdan Lopicic, dan Vizcarra jadi jaminan mutu.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Lebih Dekat

    Video Populer

    Foto Populer