Bola.com, Surabaya - Bhayangkara Surabaya United sukses mengakhiri putaran pertama di urutan ketiga klasemen Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo. pencapaian luar biasa mengingat tim ini tak mendapat dukungan maksimal dari suporternya di setiap pertandingan.
Tidak hanya itu, tim ini juga sempat diterpa sejumlah persoalan selama menjalani ketatnya persaingan TSC 2016. Goncangan hebat terjadi ketika mereka meraih hasil buruk di awal-awal TSC 2016 bergulir.
Advertisement
Baca Juga
Namun, semua persoalan itu bisa mereka lalui dengan baik. Perlahan-lahan Bhayangkara SU bangkit dan kembali merangkak naik. Sejumlah hasil maksimal mereka dapatkan, baik di kandang maupun tandang. Secara permainan mereka juga tampil spartan di setiap pertandingan.
Capaian serta performa apik ini membuka asa mereka untuk tampil sebagai juara di akhir TSC 2016. Jika mampu tampil stabil sepanjang putaran kedua, tidak ada yang mustahil bagi anak buah Ibnu Grahan meraih mahkota juara.
Lantas, apa saja yang membuat Bhayangkara SU bisa bersaing di papan atas? berikut alasan di balik sukses Bhayangkara SU serta langkah apa saja yang akan mereka ambil guna menambah kekuatan Bhayangkara SU di putaran kedua.
1. Kejelian Ibnu Grahan
Pelatih Ibnu Grahan sudah berhitung ketika melepas sejumlah pemain kenamaan semacam Slamet Nurcahyo, Asep Berlian, Hery Prasetyo, Siswanto, dan Munhar. Dengan asumsi, pemain muda yang dipertahankan sudah mulai matang.
Sejauh ini tidak salah. Sederet pemain muda Bhayangkara SU seperti Evan Dimas Darmono, Hargianto, Wahyu Subo Seto, dan beberapa pemain lain menunjukkan perkembangan yang cukup pesat.
Hal ini ditambah adaptasi cepat sejumlah pemain baru seperti Wahyu Tri Nugroho, Khairallah Abdelkbir, dan Indra Kahfi sehingga tim ini semakin solid dari hari ke hari.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Thiago Furtuoso
2. Kebangkitan Thiago Furtuoso
Keyakinan untuk kembali menggunakan jasa Thiago Furtuoso menjadi salah satu kunci sukses Bhayangkara SU. Pemain yang di awal kedatangannya lambat menemukan permainan terbaiknya itu, menjawab semua keraguan yang dialamatkan padanya. Kini Thiago menjelma menjadi salah satu striker subur. Bersama Rudi Widodo, Thiago menjadi senjata ampuh bagi Bhayangkara SU.
3. Kompak
Manajemen dan tim pelatih berhasil membuat para pemain merasa tidak berjuang sendirian ketika Bhayangkara SU tak lagi mendapat dukungan melimpah dari Bonek Mania. Minimnya dukungan suporter pun dijadikan pelecut semangat sekaligus energi positif bagi para pemain di setiap pertandingan. Hasilnya, penampilan mereka tidak terpuruk meski tidak mendapat dukungan penonton melimpah.
4. Dukungan Polri
Dukungan penuh dari jajaran petinggi Polri di seluruh Indonesia mendorong motivasi pemain untuk selalu tampil maksimal. Hal itu bisa dilihat dari perlakuan istimewa yang diberikan oleh keluarga besar Polri saat mereka bertanding di luar kandang. Tak heran, Bhayangkara SU pun menjadi salah satu tim yang sering meraih hasil maksimal di kandang lawan.
Advertisement
Tak terkendala keuangan
5. Keuangan aman
Pemenuhan kebutuhan pemain serta ketepatan waktu pembayaran hak pemain membuat skuat Bhayangkara SU relatif tenang dan nyaman. Meski gaji dan bonus yang mereka terima normal layaknya tim-tim lain, kondisi internal Bhayangkara SU selalu dalam keadaan kondusif.
6. Rotasi pemain mulus
Rotasi pemain yang dilakukan Ibnu Grahan berjalan lancar. Siapapun pemain yang diturunkan, kekuatan Bhayangkara SU tak tereduksi. Hal itu bisa dilihat dari Ilham Udin Armaiyn yang dipasang menjadi starter menggantikan Rudi Widodo. Pemain asal Lelei, Halmahera Selatan itu, tampil bagus dan mencetak gol saat tim berjulukan The Great Alligator itu menang 3-1 atas Perseru Serui (29/8/2016).
7. Amunisi bertambah
Di putaran kedua TSC 2016, Bhayangkara SU akan memiliki amunisi baru. Masuknya pemain asal Korea Selatan, Lee Yu-jun, Faisal Rizal Samberbory (stoper), Antony Putro Nugroho, serta Alfin Tuasalamony (sayap) merupakan upaya perbaikan yang dilakukan tim ini.