Bola.com, Palembang - Pernyataan manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar yang menyebut adanya kesepakatan antara wasit, Fariq Hitaba dengan Sriwijaya FC saat takluk 0-3 dalam lanjutan Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo, Sabtu (10/9/2016), memantik amarah keras dari manajemen Laskar Wong Kito.
“Tidak sepatutnya tokoh sepak bola sekelas Umuh Muchtar melontarkan pernyataan seperti itu dan kami sangat menyayangkannya. Seharusnya beliau melihat kembali rekaman pertandingan dan protes sesuai jalurnya ke Komdis TSC,” ungkap sekretaris PT SOM, Faisal Mursyid saat dihubungi Selasa (13/9).
Faisal mengungkapkan tudingan adanya kesepakatan antara pihak Sriwijaya FC dengan wasit juga diakuinya sebagai fitnah dan harus dibuktikan oleh Umuh. “Semua yang menonton pertandingan kemarin rasanya melihat bagaimana Sriwijaya FC meraih kemenangan dengan cara kesatria, melalui perjuangan keras dan semua gol juga bersih. Selain itu, kami pun memprotes keras beberapa keputusan wasit yang merugikan SFC," ujar Faisal.
Advertisement
Baca Juga
Sekretaris SFC, Achmad Haris juga melontarkan kritik keras untuk Umuh Muchtar terkait pernyataannya ini. “Saat di lapangan, dia bertemu saya dan berkata bahwa kedua tim dirugikan oleh wasit. Mari kita hormati fair play dan jangan mencari kesalahan, apalagi sampai menuding SFC membuat kesepakatan dengan wasit," keluh Haris.
Menurut Haris, selama ini SFC mencoba tetap sportif saat berlaga di kompetisi TSC 2016. “Saat kalah dari Semen Padang dan Persegres, silhkan dicek apakah kami melakukan protes. Tidak, karena memang performa tim memang tidak bagus saat itu, baru saat di Bali kami melakukan protes dan melalui mekanisme yang resmi yakni bikin surat ke Komdis disertai bukti rekaman video,” tambahnya.
Haris juga menepis anggapan Firman Utina dkk. melakukan protes jika menerima kekalahan saja. “Saat melawan Persija Jakarta yang berakhir untuk kemenangan kami, SFC tetap memprotes wasit karena mengabaikan penalti untuk Beto. Begitu juga saat menang telak 6-1, kami mengirim surat karena adanya kartu kuning aneh untuk Beto sehingga yang bersangkutan terkena akumulasi di partai selanjutnya melawan Arema," kata Haris.
"Terakhir, sewaktu imbang dengan Borneo FC, kami jelas mempertanyakan pergantian wasit saat pertandingan. Sekarang kami menunggu kelanjutan pernyataan Umuh yang menyebut adanya kesepakatan antara wasit dengan SFC,” ia melanjutkan.
Pernyataan Umuh yang terkesan melakukan ‘kampanye’ saat jumpa pers usai pertandingan sebenarnya juga menjadi catatan pihak SFC. “Bukankah dalam proses KLB semua ada mekanismenya, termasuk juga masa kampanye. Kalau kemarin kan terang-terangan ada pernyataan yang tegas mendukung salah satu calon,” cetus Haris.
Sebelumnya, Umuh Muchtar saat tiba di Bandung, Minggu (11/9) menuding kubu SFC sudah membuat kesepakatan dengan wasit saat laga berlangsung. “Sriwjjaya FC sengaja bermain keras agar pemain kami emosi, sebagai contoh Jupe yang menyikut Kim Kurniawan. Kenapa Jufriyanto berani mennyikut? Hal ini karena sudah dijamin oleh wasit dan ada kesepakatan dengan wasit. Sementara tim kami banyak kena kartu kuning,” ucap Umuh.