Bola.com, Surabaya - Rumor eksodus besar-besaran menerpa Bhayangkara FC jelang berakhirnya Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo. Kabarnya, mayoritas pemain akan meninggalkan tim yang dikelola Primkoppol itu. Hanya pemain jebolan Timnas U-19 era Indra Sjafri dan beberapa pemain saja yang masih bertahan.
Memang belum ada pernyataan resmi dari para pemain, namun rumor yang beredar, banyak pemain yang tidak betah berada di tim ini. Tidak jelas apa penyebab mereka ingin hengkang ke klub lain, namun dari kasak-kusuk di internal tim, mereka sulit mengabaikan tawaran dari klub lain yang sudah menyebutkan angka.
Alasan lainnya, hingga kini manajemen Bhayangkara FC belum mengajak bicara pelatih mengenai siapa saja personel yang dipertahankan dan siapa yang tidak. “Saya belum tahu, musim depan masih di sini atau tidak, tapi saya sudah punya gambaran pemain yang layak dipertahankan,” kata Ibnu Grahan.
Advertisement
Baca Juga
Para pemain bersiap-siap menerima pinangan klub lain karena masa depan di klub masih kabur. Sayangnya, meski beberapa pemain mengaku sudah dihubungi manajemen klub lain, mereka menolak untuk menyebutkan nama klub tersebut.
“Saya dengan Bhayangkara FC belum ada pembicaraan untuk musim depan. Apalagi sekarang ini masih ada satu pertandingan yang harus kami jalani,” kata Wahyu Tri Nugroho, kiper Bhayangkara FC.
Tak hanya Wahyu Tri, pemain senior Bhayangkara lainnya, Suroso juga memilih tidak berkomentar mengenai isu eksodus besar-besaran ini. “Soal itu saya tidak bisa komentar. Kita lihat saja setelah pertandingan terakhir lawan Perseru Serui,” tuturnya.
Suroso juga tak mau menyebutkan apakah ia sudah diminta klub lain untuk bergabung. Ia tampaknya tak mau melanggar klausul kontrak yang ia sepakati dengan Bhayangkara. Sesuai dengan klausul kontrak, semua pemain dilarang berbicara dengan klub lain sebelum masa kontraknya selesai.
Hanya saja sumber di lingkar dalam Bhayangkara FC menyebutkan, banyak di antara pemain yang menyatakan niatnya untuk meninggalkan klub yang 90 persen sahamnya dikuasai Primkoppol itu. “Memang sempat ada kasak-kusuk seperti itu, tapi itu sebatas obrolan biasa. Saya tidak tahu serius atau tidak,” terang sumber yang minta identitasnya tidak disebutkan.